Jumat, 09 Agustus 2013

Almarhum Mas Icuk

Persis tahun 2006, pasca gempa dahsyat saya pertama kali menginjakkan kaki di kota palajar Jogja. Gedung-gedung ambruk sudah menjadi pandangan gratis ketika mengitari kota yang sering disebut sebagai kota pelajar, kota budaya, kota gudeg tersebut. Saya mendapatkan kesempatan studi Pendidikan matematik adi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga melalui jalur Beasiswa Unggulan (semacam PMDK). Sebenarnya alasan saya memilih studi di UIN Jogja atau UIN Sunan kalijaga tersebut sangat simpel, pertama karena Abang saya juga masih kuliah di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) dan alasan kedua karena ada senior dari SLTA yang kuliah di UIN Jogja tersebut. Saya akui saya bisa dikategorikan sebagai orang yang pemalu dan minder. Sejak SD-SLTA saya lebih sering berinteraksi dengan teman-teman sekampung, sesekolah dan sesama lelaki. Ya interaksi dengan perempuan bisa membuat saya mati kutu. Namun, saya belajar banyak bagaimana berinteraksi, berorganisasi, bernegosiasi, dan si si lainnya selama lima tahun di Jogja dan hasilnya agak mendingan seperti yang pemirsa saksikan saat ini, hehee… Seperti yang telah saya tulisakan di awal, dengan alasan utama pengiritan dana saya tinggal bareng satu kost bersama Abangku. Abangku memang tahu aja bagaimana dia bertanggung jawab sebagai Kakak sekaligus penerima tamu. Abangku orang yang sangat supel, mudah berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan kesaktiannya tersebut pelan-pelan saya curi. Salah satu bukti kesupelannya, banyak dari sahabat-sahabat Abangku ini yang mampir ke kost. Ada Mas Icuk (Alm) dari lampung, Mas Rijal dari kaltim, Mas Sigit dari Gunung Kidul Jogja dan Mas Syaifuddin juga dari Jogja. Yang pasti semua sahabat-sahabat Abangku punya kepribadian masing-masing dan sangat baik. Ihsıhgınksn Pada kertas putih ini saya ingin menuliskan tentang Almarhum Mas Icuk Sugiarto. Seorang Kakak, sahabat dan motivator itulah Mas Icuk. Lelaki asal lampung keturunan jawa ini merupakan salah satu Mahasiswa cerdas dan berprestasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) jurusan Teknik elektronika. Tentang akademik yang saya tahu, mas Icuk lulus dengan predikat cumlaude, berhasil menciptakan robot sensor, suka bantu teman-teman lainnya dalam menyelesaikan skripsi semisal alat pengeram telur, dll. Mas Icuk ini benar-benar anugerah Allah kepada siapa saja yang pernah mengenalnya, sampai-sampai saya bingung mau menceritakan bagian kisah yang mana. Yang pasti jika berada di samping Mas Icuk ini terasa tentram entah itu dari gaya logatnya dengan bibir miring-miring apalagi kalo sudah teleponan dengan pacarnya. Aluuus banget. Gaya malunya kalo nonton sinetron cinta, ngoroknya, gaya serunya kalo uda cerita… Sering diajak keliling pake motor vega bututnya, dipenjemi motornya juga, ditraktir, becanda, curhat (padahal usia dia sepantaran dengan kakakku), ikut nonton kami tanding karate, pokoknya Mas Icuk sudah gak ada duanya dech. Kalimat yang sering dia katakan “semua itu bisa, gak ada yang gak bisa…”. Kalimat sederhana namun tajam untuk mendongkrak diri menggapai cita-cita masa depan. Sering ketika saya menghadapi masalah tiba-tiba terlintas mantra sakti tersebut di ataş ubun-ubun saya dan mampu membuat langkah kaki dan keyakinanku meningkat pesat. Terakhir kami bahagia karena mendengar Mas Icuk diterima di Perusahaan pertamina. Namun di akhir kami tak mampu menahan sedih mendengar akan kepergiannya karena menderita penyakit, terutama Abangku tercinta yang sangat jarang saya lihat dia menangis. Namun segagah apapun Abangku dia tetap kalah akan kemurnian arti persahabatan yang tulus. Sekarang Abangku telah menikah dan mempunyai Putra. Saya yakin dengan alasan persahabatan tulus tersebutlah putranya dia beri nama Icuk Haziran Budiarto. Semoga Ziran bisa menjadi penghapus sedih Abangku dan penerus cita-cita besar Mas Icuk dan yang terakhir kami semua berdo’a kepada Allah SWT di bualn suci ramadhan ini semoga Dia menempatkan orang mulia tersebut di Surga-Nya. Amiin. Salam cinta kami yang pernah mengenalmu Mas Icuk. Istanbul, 24 Juli 2013

Jembatan Pelajar Indonesia

Dari Indonesia untuk Anak Indonesia

Jembatan Pelajar merupakan gerakan sosial dan rintisan (start-up) teknologi pendidikan dengan tiga fokus utama; Membantu pelajar Indonesia untuk menggali potensi diri, Merupakan situs marketplace pencarian guru keterampilan (skill-based teacher) dan sebagai tempat bagi guru keterampilan untuk mencari siswa. Menyediakan layanan bimbingan bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan baik ke dalam maupun ke luar negeri.

0 comments:

Posting Komentar

tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti