|
| Roida Hasna Afrilita | Mahasiswi di Canakkale University, Turkey |
SENANG rasanya bisa menjadi bagian dari semangat giatnya para pelajar di Istanbul, Turki. Menjadi moderator pada program Speak Up yang digawangi PPI Istanbul bekerjasama dengan Komunitas cendekia RUHUM, Sabtu, 14 Februari 2015 di aula Konsulat Jendral Republik Indonesia Istanbul. Speak Up edisi kali ini membedah buku Kabut Pendidikan di Indonesia (KPI) karya Budy Sugandi.
Hadir para pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di Istanbul, Turki. Juga sang penulis buku, Budy Sugandi, mahasiswa master jurusan Pendidikan Matematika di Marmara Universitesi. Ia menyelesaikan bukunya yang diterbitkan Sai Wawai Publishing, Oktober 2014 sebagai sumbangsihnya pada dunia pendidikan di Indonesia.
Sebagai pelajar yang mendapat kesempatan belajar di Turki dan pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Jerman ini, Budy memaparkan pandangannya tentang permasalahan pendidikan di Indonesia dan menawarkan solusi yang mampu membersihkan kabut pendidikan Indonesia.
Seperti permasalahan ujian nasional yang masih jadi bahan perdebatan. Juga kasus plagiarisme yang di dalam bukunya Budy coba membandingkan dengan kemajuan sistem pendidikan di Jerman serta kasus tenaga terja Indonesia yang berakar pada tingkat pendidikan di Indonesia yang masih harus diperbaiki.
Yang menarik juga hadirnya bagian dari buku yang menyiratkan pesan kepada para pelajar Indonesia yang mendapat kesempatan menempuh pendidikan di luar negeri. Momentum ini juga bagian dari nasehat yang diutarakan langsung Budy kepada teman-teman pelajar Indonesia di Istanbul yang menghadiri bedah buku. "Kita yang sedang studi di luar negeri ini setelah menyelesaikan studi kemudian kembali ke tanah air, jangan membangga-banggakan diri merasa sok hebat. Harus dibuktikan dulu, bahwa kita benar-benar bisa. Melalui kerja keras!" tegas Budy.
Selain penulis, acara tersebut juga diisi dua pembicara lain, Dela Anjelawati dan Muhammad Arhami. Dela Anjelawati, mahasiswa master di Istanbul yang juga alumnus pengajar muda, Indonesia Mengajar angkatan empat. Dela mendukung kehadiran buku KPI ini dan berharap pelajar Indonesia mampu mengikuti jejak Budy Sugandi berkontribusi langsung untuk bangsa lewat karya. Dela berbagi pengalamannya mengajar di pedalaman Pulau Bawean yang menggambarkan betapa tebalnya kabut pendidikan di Indonesia.
Dari segi kepenulisan, Budy mendapat kritik dan saran dari Muhammad Arhami, pria kelahiran Aceh yang sedang menempuh pendidikan S3 di Teknik Yildiz Universitesi yang juga penulis beberapa buku tentang komputer dan matematika. Arhami menyebutkan jika Budy mampu menjabarkan lebih dalam mengenai permasalahan dan solusi yang disebutkan di dalam buku tersebut, sebenarnya bisa melahirkan dua sampai tiga buku sekaligus. Arhami juga berpesan untuk jangan pernah takut salah menulis. "Ketika kita keliru menulis maka akan ada pembaca yang mengoreksi dan darinya akan lahir kembali pembaharuan dalam menulis dan kita bisa terus berkembang dalam berkarya," pesan Arhami.
Karena pembahasan pendidikan di Indonesia yang selalu menarik dan seolah tak pernah habis untuk didiskusikan acara yang terjadwal dari pukul 10.30 sampai 13.00 ini harus diperpanjang sampai pukul 14.00 karena membanjirnya pertanyaan dalam sesi tanya jawab. Dari acara tersebut diharapkan para pelajar mampu memahami kondisi pendidikan Indonesia dan belajar dari majunya sistem pendidikan di negara lain, di antaranya Turki dan Jerman.
*Tulisan ini di muat juga di : http://surabaya.tribunnews.com/2015/02/22/dari-turki-untuk-pendidikan-di-indonesia
Jembatan Pelajar Indonesia
Dari Indonesia untuk Anak Indonesia
Jembatan Pelajar merupakan gerakan sosial dan rintisan (start-up) teknologi pendidikan dengan tiga fokus utama; Membantu pelajar Indonesia untuk menggali potensi diri, Merupakan situs marketplace pencarian guru keterampilan (skill-based teacher) dan sebagai tempat bagi guru keterampilan untuk mencari siswa. Menyediakan layanan bimbingan bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan baik ke dalam maupun ke luar negeri.
0 comments:
Posting Komentar
tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti