Selasa, 05 November 2013
Schön Deutschland
Jum’at
(11/10) genap seminggu aku di Jerman. Awal keberangkatanku dari Ataturk
Airport, Istanbul-Turkey yang kemudian
transit dua jam di Vienna airport, Austria dan langsung ke Frankfurt Airport,
Germany. Meskipun kota tujuan utamaku
lebih dekat dari bandara di kota Hannover, Hamburg atau Berlin, aku sengaja
memilih landing ke Frankfurt agar bisa bersilaturahmi dengan
salah satu sesepuh Jerman yaitu mas Suratno, mahasiswa Doktoral jurusan Political
Anthropology & Religion, Goethe Universität Frankfurt (http://www.uni-frankfurt.de/english/). Dosen Universitas Paramadina yang
punya hobi nyanyi ini merupakan orang yang paling aku kenal di Jerman meskipun
belum pernah ketemu langsung namun sering komunikasi, berdiskusi dan bercanda gurau
via jejaring sosial facebook (fb jangan diharamkan lah ya. Apa kata dunia? :D).
Tiga hari di Frankfurt terasa sangat singkat. Mas Suratno ngajak aku keliling
kota, mengenalkan tentang budaya, sistem transportasi, politik, agama, bermain
bulutangkis bersama pelajar dan masyarakat Indonesia di jerman, ngobrol hangat bareng mas Adi Nur dan mas Ghiffari seakan-akan
menyulap Frankfurt sebagai pengganti tempat mudik lebaran, dan ditambah lagi
dengerin celotehan Haya dan masakan Mama Haya yang ekstra lezat, pedas (sesuai
kesukaan mas Suratno el Cilacapi) itu terasa sangat nikmat apalagi di musim
gugur yang suhunya berkisar 7 sampai 17 derajat celcius. Pokoknya Danke Schön
deh Buat mas Suratno dan keluarga.
pict: Mas Suratno, Mama Haya dan Haya (koleksi pribadi)
Nah setelah
tiga hari di Frankfurt aku bergegas ke kota Braunschweig. Kota tempat aku akan
belajar hingga enam bulan kedepan tepatnya di Tesnische Universität
Braunschweig atau yang biasa disingkat TU-Braunschweig (https://www.tu-braunschweig.de/). Mas Suratno menyarankan aku naik
kereta Inter City Experimental (ICE) saja dari Frankfurt ke Braunschweig karena
selain barang bawaanku banyak, katanya biar sekalian tahu rasanya naik kereta
cepat. Benar juga saran mas Suratno, maklum aku wong ndeso, hehee.
pict: ICE train (koleksi pribadi)
Setibanya
di stasiun Braunschweig aku langsung dijemput mas Adi dan Mr. Nadheem. Mas Adi mahasiswa program Doktoral di TU Braunschweig dan
Mr. Nadheem orang Jerman yang menikah dengan
orang Indonesia. Dengan mobil Mr. Nadheem, diantarlah aku ke rumah mas Yopi untuk numpang
sementara dan Alhamdulillah keesokan harinya aku sudah dapat tempat tinggal di
apartemen dekat daerah kampus. Keberadaanku di sini dalam rangka exchange students program Erasmus Mundus
di TU-Braunschweig selama satu semester.
Jerman tergolong negara industri paling berprestasi dan paling maju perkembangannya, dan merupakan perekonomian nasional terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan Cina. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 82 juta jiwa, Jerman merupakan pula pasaran terbesar di dalam Uni Eropa (UE). Perekonomian nasional Jerman terpusatkan pada barang dan jasa yang diproduksi oleh industri. Terutama hasil produksi industri konstruksi mesin dan industri otomotif serta produk-produk kimia dari Jerman dihargai baik di dunia internasional, Jerman adalah negara pengekspor barang terbesar kedua di dunia sesudah Cina (1.202 miliar dolar AS). Dari 500 perusahaan terbesar di dunia berdasarkan penghasilannya menurut majalah Fortune Global 500, ada 37 yang berkantor pusat di Jerman. Merk-merk yang terkenal di pasar global antara lain Mercedes Benz, BMW, Adidas,Audi, Porsche, Volkswagen, Bayer, BASF, Bosch, Siemens, Lufthansa, SAP danNivea. Setelah dari tahun 2003 hingga 2008 enam kali berturut-turut Jerman mendapat sebutan "juara dunia ekspor". Andil Jerman dalam seluruh perdagangan global mencapai sekitar sembilan persen.
pict: di depan Bank Central Eropa (koleksi pribadi)
Braunschweig
merupakan salah satu kota di Negara bagian Niedersachsen (Jerman adalah negara federasi terdiri dari 16 negara bagian), kota ini merupakan kota terluas kedua setelah Ibu kota Negara bagian yaitu
Hannover dan untuk kampusku yaitu TU Braunschweig merupakan kampus teknik
tertua di Jerman yang didirikan pada tahun 1745 dan masuk dalam TU9 yang
merupakan suatu asosiasi sembilan universitas teknik terbaik di Jerman (http://www.tu9.de/).
Karena
perkuliahan masih akan mulai pada tanggal 21 Oktober, saya memanfaatkan waktu
untuk menyelesaikan administrasi pendaftaran kampus, orientasi, berkenalan
dengan mahasiswa internasional lain, mengunjungi perpustakan, ikut kursus
bahasa Jerman, bergabung dengan beberapa organisasi kemahasiswaan, dan
jalan-jalan. Pokoknya target enam bulan di sini harus mendapatkan ilmu
sebanyak-banyaknya dan bermanfaat. Mudah-mudahan.
Braunschweig,
Germany. 11.10.2013
Jembatan Pelajar Indonesia
Dari Indonesia untuk Anak Indonesia
Jembatan Pelajar merupakan gerakan sosial dan rintisan (start-up) teknologi pendidikan dengan tiga fokus utama; Membantu pelajar Indonesia untuk menggali potensi diri, Merupakan situs marketplace pencarian guru keterampilan (skill-based teacher) dan sebagai tempat bagi guru keterampilan untuk mencari siswa. Menyediakan layanan bimbingan bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan baik ke dalam maupun ke luar negeri.
11.30.00
pena
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti