Oleh :Muhammad Arhami*
Pendidikan akan membentuk
karakter dan pola pikir positif dari masyarakat dan siap dalam membangun
kehidupan beragama,
ekonomi, sosial, budaya, politik, dan bidang-bidang
lainnya. Pendidikan juga membentuk masyarakat agar mampu mengambil keputusan
yang cepat, tepat dan benar dalam berbagai permasalahan.
Menalaah buku yang di
tulis oleh saudara Budy Sugandi tentang kabut pendidikan di Indonesia cukup
menarik karena penulis sendiri pernah menempuh pendidikan di Indonesia, Turki
dan di Jerman, sehingga penulis bisa membandingkan bagaimana sistem dan
manajemen pendidikan di tiga negara tersebut, yang pastinya mempunyai corak
masing-masing, untuk kemudian diramu dan dipaparkan dalam tulisan yang akhirnya
jadikah buku ini.
Saya dapat sampaikan bahwa
penulis telah melakukan telaah terhadap sistem pendidikan di negara yang pernah
ia kunjungi terkait dengan model, kebijakan pemerintah, transparansi dan
akuntabilitas, manajemen pendidikan, kurikulum, kesejahteraan guru, peran orang
tua serta masyarakat, sehingga pada akhirnya lahirlah buku ini yang menguraikan
“kabut-kabut” pendidikan di Indonesia yang sedang melanda saat ini. Selain
bahasanya yang gurih, penulis juga menyisipkan pengalaman pribadinya langsung
di lapangan seperti pengalamannya saat mengikuti konferensi matematika yang
diselenggarkan oleh Berlin Mathematical School (BMS) Berlin. Di situ ia
bercerita tentang konferensi dengan pemateri yang beragam baik dari level
Professor hingga mahasiswa S1 (hal. 3-4). Budaya diskusi dan riset seperti ini
dirasa penting untuk meningkatkan kualitas riset di tanah air.
Kabut yang
sedang menyelimuti alam Indonesia dan kita berharap bahwa kabut itu akan
berlalu dan kembali muncul kecerahan alam pendidikan di Indonesia dengan cahaya
yang akan menyinari setiap derap langkah para pelaku maupun pengambil kebijakan
untuk pendidikan Indonesia, dan salah satunya adalah dengan membaca, menelaah
dan menerapkan isi buku yang ditulis oleh saudara Budy Sugandi ini.
Buku
ini berisi tentang beberapa permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.
Permasalahan tersebut dianalogikan dan dibahasakan sebagai kabut pendidikan di
Indonesia yang ditulis dalam bentuk opini, perspektif dengan beberapa rekomendasi yang coba
ditawarkan sebagai "cahaya" yang menghapus sang "kabut".
Ada sub bagian yang membahas tentang bagaimana seharusnya pelajar Indonesia
yang kuliah di luar negeri bersikap, "jangan hanya mengandalkan ijazah
luar negeri saja akan tetapi lebih dari itu yaitu berpikir apa yang akan
diberikan kepada negara Indonesia, walaupun kuliah di luar negeri tapi tetap
berkontribusi buat bangsa Indonesia tercinta". Selain itu pada sub bagian
lainnya juga diuraikan tentang tantangan kuliah di luar negeri mulai dari
bagaimana jati diri, tingkat kekritisan berpikir sampai dengan mendapatkan
jaringan dalam artian menjalin pertemanan dengan teman-teman dari berbagai
bangsa lainnya.
Berikutnya
dalam buku ini juga digambarkan bagaimana sebaiknya mahasiswa bersikap dan
berkontribusi kepada negara Republik Indonesia (RI) walaupun sedang atau sudah
selesai kuliah dari luar negeri, jangan merasa bangga dengan ijazah dari luar
negeri tanpa berkontribusi untuk negara RI.
Secara
keseluruhan isi per bagiannya sudah bagus, diantaranya pada halaman 27 buku ini
ada beberapa rekomendasi yang terkait dengan kondisi pendidikan Indonesia yang
bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan di bidang pendidikan
dan ada juga subbagian yang dapat dijadikan sebagai sumber motivasi dan
instropeksi diri, terkait dengan seberapa peka kita mahasiswa yang kuliah
diluar negeri dalam melihat kondisi bangsa saat ini. Kiranya tidak melupakan
kontribusi terhadap negeri walaupun sudah kuliah di luar negeri. Pada bagian
akhir buku ini disajikan suatu model pembelajaran dengan team game tournament dari salah satu mata pelajaran yaitu
matematika.
Buku
ini akan terasa lebih bagus lagi jika ada latar belakang yang kuat. Hal ini
penting karena akan menjelasakan kepada pembaca garis besar buku ini yaitu tentang apa gol yang diinginkan dalam buku ini. Sehingga
penyampaian seterusnya akan lugas, pembaca bisa dengan mudah memahami apa isi
buku. Uraian singkat tersebut setidaknya menjadi acuan penting bagi pembaca
sebelum memulai "tour" bagian demi bagian. Selain itu, akan lebih
baik jika pembahasannya lebih mendalam dan dianalisis lebih tajam lagi.
Pada akhirnya, saya berharap melalui buku ini mampu menghadirkan
"cahaya" yang akan menghapus "kabut-kabut" pendidikan di
tanah air kita tercinta.
Istanbul,
Februari 2015
*Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe dan Mahasiswa Doktoral di Yildiz Technical University, Istanbul Turkey
Penulis buku-buku Ilmu Komputer
Jembatan Pelajar Indonesia
Dari Indonesia untuk Anak Indonesia
Jembatan Pelajar merupakan gerakan sosial dan rintisan (start-up) teknologi pendidikan dengan tiga fokus utama; Membantu pelajar Indonesia untuk menggali potensi diri, Merupakan situs marketplace pencarian guru keterampilan (skill-based teacher) dan sebagai tempat bagi guru keterampilan untuk mencari siswa. Menyediakan layanan bimbingan bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan baik ke dalam maupun ke luar negeri.
0 comments:
Posting Komentar
tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti