Beberapa waktu lalu kita dikejutkan dengan berita pemecatan Kepala Sekolah di Bandung. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memberi hukuman kepada 19 kepala sekolah di tingkat SD hingga SMA yang melakukan sejumlah pungutan liar (pungli) berdasar bukti yang bersumber pada komplain dari masyarakat.
Pemecatan ini merupakan tindak lanjut dari intruksi Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menindak tegas segala bentuk pumungutan liar (pungli). Ramai di berita dan sosial media ada Walikota Jambi Syarif Fasha yang menyamar menjadi kernet tangkap anak buahnya, ada juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan pungli ketika sidak ke Samsat. Anda bisa membayangkan bagaimana wajah mereka yang tertangkap basah oleh “bos” mereka itu sendiri.
Yang membuat kita geleng-geleng kepala, lembaga pendidikan seperti sekolah yang seharusnya menjadi gerda terdepan dalam praktik melahirkan generasi yang unggul, bersih dan teladan di masa depan juga melakukan hal yang tidak terpuji. Ini menjadi tamparan keras terhadap wajah pendidikan kita.
Pendidikan Kita
Pendidikan adalah sumber dasar yang membentuk pola pikir dan perilaku manusia. Dengan pendidikan manusia diajarkan untuk menjadi manusia yang seutuhnya.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan.
Dari konsep pendidikan bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara, bahwasanya diharapkan dengan pendidikan nantinya manusia atau peserta didik memiliki kemampuan dalam pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasayarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kemampuan yang menjadi dasar kekuatan diri dan pengenalan diri agar memaksimalkan potensi serta menjalankan peran sebagai agen of change.
Pemerintah saat ini tengah berusaha meningkatkan kesejahteraan guru melalui beberapa program diantaranya sertifikas guru, meski masih banyak juga guru honorer di daerah yang pendapatannya tidak layak. Ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah dalam megoptimalkan alokasi dana pendidikan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 yang mencapai Rp. 419,2 triliun atau sesuai dengan amanat UU yaitu 20 persen dari total belanja negara.
Peranan Teknologi
Teknologi dalam dunia pendidikan digunakan untuk membantu dalam manajemen adimistrasi, manajemen data dan kegiatan akademik. Manajemen administrasi berkaitan dengan proses pendataan peserta didik dan kepegawaian dan segala hal yang berhubungan dengan human resource development. Manajemen data berkaitan dengan pengolahan semua data baik itu data administrasi, data akademik maupun data penting lainya agar menjadi informasi yang berguna.
Sedangkan kegiatan akademik berkaitan dengan proses pembelajaran dan pertukaran informasi materi pengajaran. Tiga wilayah yang berada dalam dunia pendidikan akan berjalan dengan baik dan efisien apabila dibantu oleh teknologi agar setiap pihak fokus pada tanggung jawabnya masing-masing dengan bantuan teknologi tersebut.
Kaitannya dengan upaya meminamilisir pungli di sekolah, pemerintah sebaiknya mulai memanfaatkan peran teknologi. Dengan pemanfaatan teknologi ini maka akan mengurangi kesempatan negatif dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ingat kata bang Napi “kesempatan tidak hanya terjadi karena niat pelakunya, tapi karena ada kesempatan. Waspadalah… waspadalah!”.
Dengan pemanfaatan teknologi, maka bantuan pemerintah, penyaluran sarana prasaran, buku, penyaluran dana BOS, dan seterusnya akan terpantau dengan jelas, sehingga jika sistem sudah berjalan maka tidak perlu lagi mendatangi sekolah satu persatu, bisa dibayangkan kalau harus sidak ke sekolah satu persatu di seluruh Indonesia. Tidak akan efektif!
Lebih jauh, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari pada mengurus hal yang remeh temeh seperti “full day school” memang sudah seharusnya mengerahkan tenaganya pada peningkatan kualitas mutu sekolah dengan optimalisasi peran teknologi.
Penulis cukup senang dengan adanya sebuah inovasi karya anak bangsa seperti Schoolmedia. Schoolmedia merupakan web aplikasi untuk membantu manajemen sekolah. Schoolmedia secara khusus mengembangkan fitur-fitur sesuai kebutuhan sekolah. Salah satu fiturnya adalah aplikasi manajemen sekolah yang dapat membantu dan memanjakan sekolah agar dapat meningkatkan konten belajar siswa, kompetensi guru, efisiensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan menghemat infrastuktur Teknologi Informasi Komputer (TIK) sekolah.
Website dan aplikasi schoolmedia dikembangkan dengan memperhatikan umpan balik dari pengguna. Fitur-fitur dikembangkan sesuai tuntutan dan kebutuhan user. Fitur-fitur yang sudah berjalan dan dikembangkan seperti PPDB Online, Social Network, e-raport, User organization, News, Q&A, E-learning Schoolmedia, Sistem Akademik (SIKAD), perpustakaan, Bimbingan Konseling, Educational Games, yang bisa dimanfaatkan oleh sekolah serta ada fitur khusus bagi Kepala Dinas, Walikota atau Bupati untuk memantau keadaan di setiap sekolah seperti keadaan guru, siswa, sarana dan prasarana sekolah hingga transparansi keuangan.
Dalam fitur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online misalnya. Ini akan meminimalisir praktik kecurangan dan korupsi di sekolah karena semua terpantau oleh sistem secara transparan. Dengan fitur ini setiap siswa dapat mendaftar secara online di 3 Sekolah yang diinginkan, kemudian siswa dapat memantau progres naik turun peringkatnya (secara online) di sekolah yang ditargetkan.
Ketika siswa terpental dari salah satu sekolah yang diinginkan maka siswa dapat memilih sekolah lain kembali (tetap 3 pilihan sekolah). Masing-masing pendaftar dapat memantau dengan akunnya masing-masing yang didapat ketika registrasi. Nilai keseluruhan terpampang sehingga antar peserta bisa saling memonitor. Pada jam 00.00 sesuai dengan tangal yang telah ditentukan semua pendaftar sudah mengetahui hasil diterima di sekolah mana cukup dengan menggunakan web aplikasi Schoolmedia dengan smartphone. Denggan demikian penerimaan siswa baru akan transparan, adil dan sekolah tidak mungkin berani melakukan kecurangan.
Belajar dari Australia
Di negara-negara maju peranan teknologi sudah menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran di sekolah. Seperti hal nya di Australia yang kualitas pendidikannya sudah sangat maju. Beberapa waktu lalu saat penulis berkunjung ke Australia dalam kegiatan yang bertemakan Taking business to the next level – A course for leaders, entrepreneurs and innovators of technology-enabled start-ups yang diselenggarakan oleh Australia Awards. Selama short-course dua minggu berlokasi di Canberra, Adelaide, Sydney, Brisbane meliputi kunjungan ke beberapa lokasi strategis untuk memperoleh tolak ukur/acuan dan peluang membangun hubungan, pertemuan dan kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan ke lemabaga pendidikan seperti universitas dan sekolah, asosiasi bisnis, start-up Australia yang sukses, Himpunan Masyarakat Wirausaha Australia (Australian Society of Entrepreneurs), Austrade, Dewan Bisnis Australia Indonesia (Australia Indonesia Business Council), pusat nirlaba seperti Stone & Chalk, inkubator usaha, dan jejaring yang relevan.
Salah satu sekolah yang penulis kunjungi adalah Australian Science and Mathematics School (ASMS) di kota Adelaide. Konsep dari sekolah negeri tersebut yaitu menjadikan sekolah bagian dari kehidupan anak didik untuk belajar “real life” dan optimalisasi peranan teknologi sehingga mereka betah berlama-lama berada di sekolah bukan sebaliknya anak bersorak gembira ketika guru tidak masuk kelas.
Begitu pula dengan sistem dalam manajerialnya yang sudah berbasis teknologi, sehingga transparansi bantuan, pelaporan keuangan dan lain-lain sudah sistematis. Tentu ini membutuhkan komitmen bersama untuk memberantas pungutan liar. Pada akhirnya kepala sekolah bisa fokus meningkatkan kualitas sekolahnya, guru fokus mengajar dan siswa benar-benar nyaman belajar. Tidak ada yang sibuk mencari “uang panas” untuk masuk kantong sendiri.
*tulisan ini juga dimuat di : http://www.pojoksamber.com/pungli-di-sekolah/
0 comments:
Posting Komentar
tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti