Sabtu, 11 Februari 2017

Belajar Menenun Keberagaman dari SMAN Siwalima Ambon

Pascakonflik, Ambon kini kembali membaik. Salah satunya dengan upaya menyadarkan masyarakat lewat edukasi di sekolah. Salah satu sekolah yang menerapkannya adalah SMAN Siwalima Ambon.

 
AMBON pernah mengalami konflik. Pertikaian yang menyisakan trauma mendalam, bukan hanya bagi warga Ambon, Maluku, namun juga duka bagi Indonesia.
Pascakonflik, Ambon kini kembali membaik. Salah satunya dengan upaya menyadarkan masyarakat lewat edukasi di sekolah. Salah satu sekolah yang menerapkannya adalah SMAN Siwalima Ambon.
Keberadaan penulis di sana untuk sosialisasi peran sekolah menghadapi era global dan penerapan aplikasi teknologi Schoolmedia.
Takjub dan bersyukur bisa berkunjung ke sekolah yang dibentuk pascakonflik Ambon dengan sistem boarding school atau asrama.
Kepala SMAN Siwalima Ambon, Dra Paula Tahapary MSi, bercerita, awalnya sekolah ini bernama SMAN 9 Ambon. Tahun 2006 berubah menjadi SMAN Siwalima. Sekolah ini mengalami transformasi baik dari gedung maupun sistem pembelajarannya.
Untuk mendukung program pemerintah, sekolah menerapkan sistem pembelajaran yang fokus pada sains dan nilai-nilai keberagaman.
“Meski masih baru, siswa sudah menjuarai olimpiade debat dan masuk delapan besar nasional,” jelas Paula, bangga.
Ketika awal dibuka, sekolah dijaga tentara demi keamanan dan memberikan rasa aman. Orangtua siswa percaya, menitipkan anak-anaknya dengan sistem asrama. Mereka berinteraksi dan saling belajar satu sama lain, tak hanya di ruang kelas namun juga melalui interaksi di asrama dan kegiatan lainnya.
Komposisi siswa di sekolah ini berimbang (50:50) antara siswa beragama Islam dan Kristen dengan sebaran dari 11 kabupaten/kota, berbagai suku sama-sama bergandeng tangan belajar bersama.
Bukan hanya belajar berhitung, sains dan seterusnya namun juga belajar keberagaman.
“Kami punya program Jumat bersih, siswa membawa karung, keliling dan menyapa masyarakat sekitar sehingga lingkungan semakin bersih dan ada keakraban antara siswa dan masyarakat. Karena ini sesuai dengan visi sekolah menciptakan manusia unggul dalam sains namun berkarakter mulia,” ujarnya.
Harapan Paula, kelak siswa yang lulus dari SMAN Siwalima ada yang bisa melanjutkan studi ke universitas top, menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan menjadi agen perubahan bangsa.

*Tulisan ini juga dimuat di http://surabaya.tribunnews.com/2017/02/10/belajar-menenun-keberagaman-dari-sman-siwalima-ambon

Jembatan Pelajar Indonesia

Dari Indonesia untuk Anak Indonesia

Jembatan Pelajar merupakan gerakan sosial dan rintisan (start-up) teknologi pendidikan dengan tiga fokus utama; Membantu pelajar Indonesia untuk menggali potensi diri, Merupakan situs marketplace pencarian guru keterampilan (skill-based teacher) dan sebagai tempat bagi guru keterampilan untuk mencari siswa. Menyediakan layanan bimbingan bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan baik ke dalam maupun ke luar negeri.

0 comments:

Posting Komentar

tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti