Senin, 25 November 2013

kita semua sedang Otw

Perjalanan darat dari Braunschweig, Jerman ke Rotterdam, Belanda mengajarkanku akan makna tentang kematian. Tidak ada yang bisa lari dari ketetapan ini, baik kita seorang yang muda, tua, kaya, miskin, muslim, kristian, siap, tidak siap, dst.

Sebagai seorang muslim saya berkaca kepada orang-orang sholeh yang jika dilihat dari sisi manfaat sebenarnya mereka jauh lebih pantas untuk terus melanjutkan perjalanannya di dunia ini ketimbang saya yang sering membuat kerusakan dan kurang manfaatnya.




Siapa yang tidak kenal nabi Muhammad SAW yang sangat dikagumi tidak hanya dari golongannya saja (Islam) namun juga disegani oleh para musuh-musuhnya. Kemudian siapa yang tidak kenal sahabat-sahabat beliau, dan jika kita melihat di Indonesia maka siapa yang tidak kenal KH Zainuddin MZ,  Gus Dur,  Nur Cholish Majid, Ustadz Jefri al Bukhori, dan para ahli ilmu lainnya yang lebih dulu meninggalkan kita.

Dengan mobil pribadi seorang sahabat, kami berempat  melaju dengan kecepatan rata-rata 110 km/jam menembus kencangnya angin musim dingin di negeri eropa. Ada canda yang berbuah tawa, ada nasihat yang berbuah kalbu, dan ada diam yang berbuah renung.



Dalam diam sesekali aku melihat keluar dari bilik kaca mobil, begitu dahsyatnya ciptaan-Nya. Hijaunya bukit, indahnya bintang dan ditemani cahaya bulan disaat 21 Muharram berbentuk 5/6 lingkaran, gedung-gedung indah berkat pemanfaatan nikmat akal manusia menambah takjub diriku akan kemaha kekuasaan-Nya.

Dalam perjalananpun kami harus mengisi bensin sebagai bahan untuk menggerakkan mesin, harus memaksakan diri ngobrol dengan teman yang menyetir mobil agar tidak ngantuk meskipun tidur rasanya nikmat sekali, harus pandai membaca road-map karena navigator tidak bekerja saat memasuki kawasan negara Belanda dan juga kami harus siap dengan segala resiko di jalan yang mungkin akan menimpa kami.
Dari lubuk hati yang terdalam aku sematkan bacaan LaIlaha İllah, Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illahuallahuwallahu akbar, wala haula wala kuwwata illa billah.



Dan pada akhirnya setelah menempuh enam jam perjalanan kamipun sampai pada tujuan yang kami rencanakan, dan bertemu dengan orang-orang dari segala penjuru dunia yang belum pernah kami temui sebelumnya.

saya rasa ini ada benang merah yang bisa kita tarik antara perjalanan darat dan perjalanan menuju akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan merahmati kita, amin.


Rotterdam, Holland. 24-11-2013
@budysugandi

Jembatan Pelajar Indonesia

Dari Indonesia untuk Anak Indonesia

Jembatan Pelajar merupakan gerakan sosial dan rintisan (start-up) teknologi pendidikan dengan tiga fokus utama; Membantu pelajar Indonesia untuk menggali potensi diri, Merupakan situs marketplace pencarian guru keterampilan (skill-based teacher) dan sebagai tempat bagi guru keterampilan untuk mencari siswa. Menyediakan layanan bimbingan bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan baik ke dalam maupun ke luar negeri.

0 comments:

Posting Komentar

tinggalkan coment anda, krna satu kata anda sangatlah berarti